1.Islam adalah agama yang mudah dan senang diamalkan oleh setiap golongan, oleh itu hendaklah ia dipermudahkan dan janganlah dijadikan sebagai sesuatu bebanan.2.Umat Islam hendaklah sentiasa menyampaikan perkhabaran yang menggembirakan dan janganlah menimbulkan perkara-perkara yang membawa kepada kesulitan hidup.3.Islam menuntut agar umatnya berdakwah ke jalan Allah dengan penuh hikmah dan bijaksana supaya ia boleh diterima dengan mudah dan rela.
Isnin, 31 Oktober 2011
Ahad, 30 Oktober 2011
PEMANDU TEKSI TAK PUAS HATI
SAYA mewakili semua pemandu teksi Selangor dan Wilayah Persekutuan.Ada lebih 35,000 ke 40,000 pemandu teksi di dua tempat ini.Sebenarnya kami ini tidak ada tempat untuk mengadu.Tidak tahu arah mana yang hendak di tuju.Kebanyakkan kami tidak berpuashati dengan kerajaan yang ada sekarang.Tiada pembelaan terhadap kami pemandu teksi semua.
Permit dikeluarkan tiada had.Teksi di Malaysia ada berbagai-bagai warna dan kategori.Berbagai masaalah yang kami hadapi dengan pihak berkuasa.Hendak mengadu dengan Persatuan,Persatuan pun tutup mulut apabila mendapat beberapa permit teksi.Mengadu dengan pihak berkuasa pun sama saja.Jadi disini kami maklumkan sedikit sebanyak masaalah yang telah lama kami hadapi.
Dulu kami fikir Penguatkuasa yang lama bersikap kejam,tapi sekarang SPAD lagi kejam.Belum lagi masaalah dengan Syarikat Teksi punya Kuku Besi
Sekarang ni,kami tidak dibenarkan meninggalkan teksi langsung.Menunggu ditempat menunggu teksi pun salah.Tempat menunggu teksi boleh memuatkan cuma 3-4 buah teksi sahaja.Jadi,kemana arah teksi yang beribu lagi tu nak pergi?Asyik-asyik nak kena saman je.Kami selalu dihalau macam anjing apabila menunggu penumpang.Tidak kira siang dan malam,Waktu pagi ke,subuh ke,yang lebih memalukan dan menyedihkan kami diherdik atau dihalau di hadapan Pelancong Luar Negeri.
Bayangkan,Pelancong menahan teksi kita,kita pun berhenti.Baru hendak tanya kemana,Penguatkuasa berlari nak saman kita.Penguatkuasa ini terdiri daripada orang muda yang baru hendak belajar bagaimana hendak saman orang.Jadi kalau masing-masing sudah macam hendak tutup periuk nasi pemandu teksi,kenapa keluarkan permit teksi beribu-ribu?
Pendapatan Pemandu teksi bukannya banyak sangat.Selalunya,pendapatan yang diperolehi asyik habis untuk membaikpulih teksi.Teksi Malaysia,faham-faham ajelah, memang banyak buruk dari yang elok.Pergilah jengok kat kawasan Pavillion tu,berlambak teksi dalam kerosakkan.
Di KLCC lain pulak cerita,hendak ambil penumpang pun tidak boleh kecuali membayar yuran bulanan.Menurunkan penumpang sahaja yang boleh.Ada pula Syarikat yang dapat untung atas angin.Sebelum ini tidak ada.Setiap penumpang yang ingin mendapatkan perkhidmatan teksi didalam kawasan KLCC dikehendaki membayar RM 2.00 kepada syarikat terbabit.
Oleh itu kami memohon dan berharap andaikata PAS,KEADILAN,DAP (PAKATAN RAKYAT) berjaya memerintah Negara tolonglah ambil perhatian dengan masaalah-masaalah kami ini.Hantarlah wakil-wakil Parti untuk menemuduga mana-mana pemandu tesi yang ada ini.Baik Melayu,India mahupun Cina boleh dikatakan kami tidak berpuashati dengan keadaan sekarang ini.Buat satu perjumpaan dengan kami.Kalau hendakkan sokongan kami ada lebih 30,000 pemandu teksi yang inginkan perubahan.
Surat Pembaca Harakah melalui E-mel.
ROSLI KASIM
WAHABI
Di Balik Pemujaan Wahabi
مَنْ أَحَبَّنِي فَقَدْ أَحَبَّ اللهَ وَمَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطاَعَ اللهَ
“Barangsiapa mencintaiku, maka ia benar-benar telah mencintai Allah SWT. Barangsiapa menaatiku, maka ia benar-benar telah taat kepada Allah SWT.”Cinta haruslah disertai dengan penghormatan dan pengagungan. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan manusia agar mengagungkan sosok Baginda Nabi SAW. Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (8) لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ
“Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya dan mengagungkan Rasul-Nya.”Cinta para sahabat kepada Baginda Rasul SAW adalah cinta yang patut diteladani. Dalam hadits-hadits disebutkan bagaimana para sahabat saling berebut bekas air wudhu Baginda Nabi SAW. Meski hanya tetesan air, namun air itu telah menyentuh jasad makhluk yang paling dekat dengan Sang Pencipta. Karena itulah mereka begitu memuliakannya dan mengharap berkah yang terpendam di dalamnya. Ketika Baginda Nabi SAW mencukur rambut, para sahabat senantiasa mengerumuni beliau. Mereka ingin mendapatkan potongan rambut beliau meski sehelai. Dengan rambut itu mereka hendak mengenang dan mengharap berkah Nabi SAW. Demikianlah rasa cinta para sahabat kepada Baginda Nabi SAW.
Primitif
Apa yang berlaku saat ini di Bumi Haramain adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan kaidah cinta. Di sana orang-orang Wahabi mengaku mencintai Baginda Nabi SAW, akan tetapi mereka sama sekali tidak menghormati beliau SAW. Mereka bahkan melecehkan beliau dan melakukan perbuatan yang teramat tidak pantas kepada sosok sebesar beliau. Bayangkan saja, rumah yang ditempati beliau selama 28 tahun, yang semestinya dimuliakan, mereka ratakan dengan tanah kemudian mereka bangun di atasnya toilet umum. Sungguh keterlaluan!
Fakta ini belakangan terkuak lewat video wawancara yang tersebar di Youtube. Adalah Dr. Sami bin Muhsin Angawi, seorang ahli purbakala, yang mengungkapkan fakta itu. Dalam video berdurasi 8:23 menit itu, ia mengungkapkan bahwa ia telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk mencari situs rumah Baginda Nabi SAW. Setelah berhasil, ia menyerahkan hasil penelitiannya kepada pihak yang berwenang.
Respon pihak berwenang Arab Saudi ternyata jauh dari perkiraan pakar yang mengantongi gelar Doktor arsitektur di London itu. Bukannya dijaga untuk dijadikan aset purbakala, situs temuannya malah mereka hancurkan. Ketika ditanya oleh pewawancara mengenai bangunan apa yang didirikan di atas lahan bersejarah itu, Sami Angawi terdiam dan tak mampu berkata-kata. Si pewawancara terus mendesaknya hingga akhirnya ia mengakui bahwa bangunan yang didirikan kelompok Wahabi di atas bekas rumah Baginda Nabi SAW adalah WC umum. Sami Angawi merasakan penyesalan yang sangat mendalam lantaran penelitiannya selama bertahun-tahun berakhir sia-sia. Ia kemudian mengungkapkan harapannya, “Kita berharap toilet itu segera dirobohkan dan dibangun kembali gedung yang layak. Seandainya ada tempat yang lebih utama berkahnya, tentu Allah SWT takkan menjadikan rumah itu sebagai tempat tinggal Rasul SAW dan tempat turunnya wahyu selama 13 tahun.”
Ulah jahil Wahabi itu tentu saja mengusik perasaan seluruh kaum muslimin. Situs rumah Baginda Nabi SAW adalah cagar budaya milik umat Islam di seluruh penjuru dunia. Mereka sama sekali tidak berhak untuk mengusik tempat terhormat itu. Ulah mereka ini kian mengukuhkan diri mereka sebagai kelompok primitif yang tak pandai menghargai nilai-nilai kebudayaan. Sebelum itu mereka telah merobohkan masjid-masjid bersejarah, di antaranya Masjid Hudaybiyah, tempat Syajarah ar-Ridhwan, Masjid Salman Alfarisi dan masjid di samping makam pamanda Nabi, Hamzah bin Abdal Muttalib. Pada tanggal 13 Agustus 2002 lalu, mereka meluluhkan masjid cucu Nabi, Imam Ali Uraidhi menggunakan dinamit dan membongkar makam beliau.
Sungguh ironis, mengingat mereka begitu getol memberangus semua peninggalan Baginda Nabi SAW. Ulama mereka bahkan mengharamkan pelestarian segala bentuk peninggalan Baginda Nabi SAW. Beruntung, sebagian benda peninggalan beliau telah dipindahkan ke Turki.
Haul Wahabi
Wahabi melarang keras pengkultusan terhadap diri Baginda Nabi SAW, akan tetapi mereka sendiri melakukan pengkultusan terhadap diri Syekh al-Utsaimin. Mereka membid’ahkan peringatan haul seorang ulama atau wali, akan tetapi belakangan mereka juga menghelat semacam haul untuk Syekh al-Utsaimin dengan nama ‘Haflah Takrim.” Betapa ganjilnya sikap kelompok Wahabi ini.
‘Haul’ al-Utsaimin mereka adakan pada bulan Januari 2010 lalu di sebuah hotel di Kairo di bawah naungan Duta Besar Saudi di Kairo, Hisham Muhyiddin. Rangkaian acara haul itu dibuka dengan pembacaan ayat-ayat Quran, dilanjutkan sambutan-sambutan berisi pujian terhadap almarhum. Sambutan pertama disampaikan Ketua yayasan ar-Rusyd sekaligus Presiden Asosiasi Penerbit Saudi, yang memuji peran Syekh Utsaimin dalam penyebaran agama Islam. Sambutan selanjutnya disampaikan Abdullah, putra Utsaimin, kemudian Atase Kebudayaan Saudi Muhammad bin Abdul Aziz Al-Aqil. Yang disebutkan belakangan ini banyak mengulas manakib Syekh al-Utsaimin dengan menjelaskan tahun lahir dan wafatnya. “Perayaan ini adalah sedikit yang bisa kami persembahkan untuk mendiang Syekh Utsaimin,” ujarnya.
وَاللهِ لَوْ وَضَعَ اْلأَناَمُ مَحَافِلاَ # مَاوَفَتِ الشَّيْخَ اْلوَقُورَحَقَّهُ
Sungguh benar Baginda Nabi SAW. yang dalam salah satu hadits beliau mengisyaratkan bahwa akan ada fitnah (Wahabi) yang bakal muncul dari Najed. Isyarat itu menjadi nyata semenjak munculnya Muhammad bin Abdul Wahab dari Najed yang dengan bantuan kolonial Inggris mencabik-cabik syariat Islam.
Syekh Utsaimin adalah salah satu penerus Muhammad bin Abdul Wahab. Ia juga gencar menyebarkan fitnah lewat tulisan-tulisannya. Salah satu fitnah itu seperti tertera di dalam karyanya, al-Manahi al-Lafdziyyah hal 161. Di situ ia menulis:
وَلاَ أَعْلَمُ إِلىَ سَاعَتيِ هَذِهِ اَنَّهُ جَاءَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَفْضَلُ اْلخَلْقِ مُطْلَقاً فيِ كُلِّ شَئٍْ
“Dan saya tidak mengetahui sampai detik ini bahwa Muhammad adalah makhluk Allah yang lebih utama dari segala makhluk apa pun secara mutlak.” Agaknya kalimat inilah yang membuat penganut Wahabi lebih mengagungkan Utsaimin dari pada Baginda Rasulullah SAW….! Ibnu KhariQSumber :
Majalah Cahaya Nabawiy edisi 96 Juli 2011/Sya’ban 1432 H
KESILAPAN UMAT ISLAM PADA HARI JUMAAT oleh : Amru Alhaz Bin Adnan Hari Jumaat merupakan penghulu segala hari. Umat Islam disarankan supaya memperbanyakkan ibadah- ibadah sunat yang lain di samping memenuhi kewajiban menunaikan solat fardhu Jumaat. Pada hari Jumaat juga Umat Muhammad diharuskan untuk melakukan segala aktiviti termasuklah mencari rezeki yang dikurniakan oleh Allah. Kebebasan ini tidak dikecapi oleh kaum Bani Israil terdahulu di mana syariat Nabi Musa melarang sama sekali kaumnya daripada mencari rezeki pada hari kebesaran mereka iaitu hari Sabtu sebaliknya mereka diperintahkan supaya memperuntukkan masa tersebut melaksanakan ibadah. Berbeza dengan syariat Nabi Muhammad, Allah S.W.T memberi kebebasan dan ruang yang cukup luas kepada hambanya untuk mencari rezeki dengan apa cara sekalipun termasuklah berniaga dan berjual beli. . Namun begitu, terdapat beberapa keadaan dan waktu khusus yang dilarang oleh Allah S.W.T menjalankan sebarang bentuk perniagaan dan jual beli pada penghulu segala segala hari ini. Allah S.W.T berfirman di dalam surah al-Jum’ah ayat 9: Yang Bermaksud, Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikumandangkan seruan mengerjakan Solat Jumaat, maka bersegeralah kamu pergi (ke masjid) untuk mengingati Allah S.W.T dan tinggalkanlah jual beli (pada saat itu) ; yang demikian adalah lebih baik bagi kamu , jika kamu mengetahui (hakikat yang sebenar nya). Kemudian setelah selesai sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk menjalankan urusan masing-masing) dan carilah dari limpah kurnia Allah S.W.T, serta ingatlah akan Allah S.W.T banyak- banyak (dalam segala keadaan) supaya kamu berjaya ( di dunia dan di akhirat). Ayat tadi jelas menunjukkan larangan Allah S.W.T terhadap Umat Islam yang melakukan urusan jual beli ketika mana azan Jumaat telah dikumandangkan. Larangan ini ditujukan kepada mereka yang ditaklifkan kefarduan Solat Jumaat sama ada peniaga lelaki dan pembeli lelaki yang kedua-duanya memenuhi syarat- syarat wajib Jumaat seperti sihat, baligh, berakal dan tidak bermusafir. Larangan ini membawa maksud haram urusan jual beli dijalankan ketika azan Jumaat telah dilaungkan. Imam Ibn Kathir al-Syafie menyebut: Ertinya : Para ulama bersepakat berkenaan pengharaman jualbeli selepas azan yang kedua. ( Tafsir Ibn Kathir, 4/367) Jika disoroti sejarah, berniaga dan berjual beli pada hari Jumaat juga dilakukan pada zaman baginda Rasulullah saw tetapi bezanya aktiviti jual beli itu itu ditangguhkan setelah berkumandangnya azan, atau dengan lebih tepat lagi ketika khatib sedang berkhutbah di mimbar. Hal ini tidak berlaku sama sekali di masjid-masjid di negara kita. Lihatlah bagaimana keghairahan si peniaga melariskan jualannya, si pembeli sibuk membeli belah sedangkan pada waktu tersebut khatib sedang berkhutbah. Perlu diingat walaupun hukum jual beli tetap sah tetapi ia dilakukan dalam waktu yang diharamkan. Perkara inilah yang menjadi punca ayat al-Quran di atas tadi diturunkan. Imam Ahmad, Bukhari, Muslim dan Tirmizi mengemukakan riwayat sebuah hadith daripada Jabir r.a katanya:Sewaktu Nabi Muhammad SAW sedang berkhutbah pada hari Jumaat, tiba-tiba datang satu rombongan perniagaan. Lalu kebanyakan sahabat pergi kepada mereka sehingga yang tinggal bersama Nabi Muhammad SAW ketika itu hanya 12 orang sahaja. Lau Allah S.W.T menurunkan ayat yang bermaksud “ Malangnya apabila mereka Nampak perniagaan atau hiburan, mereka lantas menggapainya. Mereka meninggalkan engkau ( wahai Muhammad) bersendirian tegak berkhutbah. Istimewanya Solat Jumaat berbanding dengan solat lain ialah kerana terdapatnya khutbah. Justeru tidak sempurna solat Jumaat seseorang itu tanpa mendengar khutbah. Malahan menurut jumhur ulamak, khutbah merupakan antara syarat sah solat Jumaat. Sa’id bin Jubair berpendapat bahawa khutbah menyamai 2 rakaat solat zuhur, seandainya khutbah ditinggalkan dan mengerjakan Solat Jumaat sahaja bererti kita telah meninggalkan dua rakaat solat Zuhur. Realiti yang berlaku, ramai di kalangan jemaah tidak berminat untuk masuk ke dalam masjid mendengar apa yang ingin disampaikan oleh khatib, sebaliknya mereka rasa lebih selesa berada di luar masjid. Lebih menyedihkan lagi ada yang sempat berbual-bual kosong ketika khatib sedang berkhutbah. Sikap ini jelas mencerminkan sifat sombong kita kepada Allah S.W.T. Allah S.W.T memberi ganjaran yang besar kepada mereka yang sering berusaha datang awal ke Masjid pada hari Jumaat terutama sebelum khatib berkhutbah. Dalam sepotong hadith Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Apabila tiba hari Jumaat, maka pada setiap pintu masjid terdapat malaikat yang mencatat orang-orang yang masuk mengikut urutan. Apabila imam / khatib telah duduk di atas mimbar, maka malaikat menutup buku catatan mereka dan datang untuk mendengar khutbah.” Kesimpulannya, seluruh Umat Islam sama ada penjual, pembeli dan para jemaah lelaki hendaklah berlapang dada dan mengambil berat isu yang telah menjadi wabak yang perlu ditangani kerana ia melibatkan hukum haram dan tidak sahnya solat Jumaat seseorang. Justeru beberapa pendekatan dicadangkan : Pertama: Aktiviti jual beli hendaklah ditagguhkan sementara waktu ketika mana azan kedua berkumandang. Kedua: Perniagaan boleh diteruskan dengan syarat urus niaga tersebut dijalankan antara penjual wanita dan pembeli wanita sahaja. Ketiga: Para jemaah lelaki disarankan agar menangguhkan urusniaga di samping mengambil peluang masuk awal ke dalam masjid mendengar khutbah . |
Jumaat, 28 Oktober 2011
IKHLAS
Bagaimana Beramal Dengan Ikhlas
Posted: 27 Jul 2010 03:00 PM PDT Ketahuilah setan akan senantiasa menggoda manusia untuk merusak amal shalihnya. Dengan demikian, seorang mukmin akan senantiasa berjihad dengan musuhnya, iblis sampai dia menemui Rabb-nya di atas keimanan kepada-Nya dan keikhlasan di setiap amal yang dikerjakannya. Di antara faktor yang dapat mendorong seorang untuk berlaku ikhlas adalah sebagai berikut,
اللهم اجعل عملي كلها صالحا, واجعله لوجهك خالصا, و لا تجعل لأحد فيه شيئا “Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal yang shalih, Ikhlas karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bagian untuk siapapun.”
Seorang mukhlis yang jujur senang menyembunyikan berbagai kebaikannya sebagaimana dia suka apabila keburukannya tidak terkuak. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّى أَخَافُ اللَّهَ . وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah ta’ala dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. mereka adalah seorang pemimpin yang adil; seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah; seorang pria yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah di atas kecintaan kepada-Nya; seorang pria yang diajak (berbuat tidak senonoh) oleh seorang wanita yang cantik, namun pria tersebut mengatakan, “Sesungguhnya saya takut kepada Allah”; seorang pria yang bersedekah kemudian dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu aa yang telah disedekahkan oleh tangan kanannya; seorang pria yang mengingat Allah dalam keadaan sunyi dan air matanya berlinang.” (Muttafaqun ‘alaihi).Bisyr ibnul Harits mengatakan, “Janganlah engkau beramal untuk diingat. Sembunyikanlah kebaikan sebagaimana engkau menyembunyikan keburukan. Shalat nafilah yang dikerjakan pada malam hari lebih utama daripada shalat sunnah pada siang hari, demikian pula beristighfar di waktu sahur daripada waktu selainnya, dikarenakan pada saat itu merupakan waktu yang lebih mendukung untuk menyembunyikan dan mengikhlaskan amal.”
أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ (٩٠) “Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran). Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh umat.” (Al An’am: 90).Bacalah biografi para ulama, ahli ibadah, dan zuhhad (orang yang zuhud), karena hal itu lebih mampu untuk menambah keimanan di dalam hati.
Sa’id bin Jubair mengatakan, “Seorang bisa masuk surga berkat dosanya dan seorang bisa masuk neraka berkat kebaikannya. Maka ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Sa’id menjawab, “Pria tadi mengerjakan kemaksiatan namun dirinya senantiasa takut akan siksa Allah atas dosa yang telah dikerjakannya, sehingga tatkala bertemu Allah, Dia mengampuninya dikarenakan rasa takutnya kepada Allah. Pria yang lain mengerjakan suatu kebaikan, namun dia senantiasa ujub (bangga) dengan amalnya tersebut, sehingga tatkala bertemu Allah, dia pun dimasukkan ke dalam neraka Allah.”
اللهم إنا نسألك العمل الصالح و حفظه “Ya Allah kami memohon kepada-Mu amal yang shalih dan senantiasa terpelihara.”Diantara bentuk keterpeliharaan amal shalih adalah amal tersebut tidak disertai dengan rasa ujub dan bangga dengan amal tersebut, namun justru amal shalih terpelihara dengan adanya rasa takut dalam diri seorang bahwa amal yang telah dikerjakannya tidak serta merta diterima oleh-Nya. Allah ta’ala berfirman, وَلا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (٩٢) “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (An Nahl: 92).Ibnu Katsir mengatakan, ["Mereka menunaikan sedekah, namun hati mereka takut dan khawatir, bahwa amalan mereka tidak diterima di sisi-Nya. mereka takut karena (sadar) mereka tidak menunaikan syarat-syaratnya secara sempurna. Imam Ahmad dan Tirmidzi telah meriwayatkan hadits dari Ummul Mukminin, 'Aisyah radhiallahu 'anhu. Dia bertanya kepada rasulullah, "Wahai rasulullah, mengenai ayat, وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (٦٠) "Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (Al Mukminun: 60).Apakah mereka yang tersebut dalam ayat itu adalah orang-orang yang melakukan tindak pencurian, perzinaan, dan meminum khamr, karena mereka takut kepada Allah (atas kemaksiatan yang telah dikerjakannya)? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun menjawab, "Bukan, wahai putri ash Shiddiq. Akan tetapi, mereka adalah orang yang menunaikan shalat, puasa, dan sedekah, namun mereka khawatir apabila amalan tersebut tidak diterima oleh-Nya." Keikhlasan memerlukan mujadahah (perjuangan) yang dilakukan sebelum, ketika, dan setelah beramal.]
Dia menempatkan manusia layaknya penghuni kubur yang tidak mampu memberikan manfaat kepada dirinya dan tidak mampu menolak bahaya dari dirinya. Ibnul Jauzi mengatakan, أن ترك النظر إلى الخلق و محو الجاه من قلوبهم بالعمل و إخلاص القصد و ستر الحال هو الذي رفع من رفع ["Meninggalkan perhatian makhluk dan tidak mencari-cari kedudukan di hati mereka dengan beramal shalih, mengikhlaskan niat, dan menyembunyikan amal merupakan faktor yang mampu meninggikan derajat orang yang mulia."][1]
Apabila anda telah mengetahui hal itu, niscaya anda akan mengetahui bahwamengikhlaskan amal adalah benar adanya, tidak sepatutnya amalan ditujukan kecuali kepada Zat yang memiliki surga dan neraka. Oleh karena itu, seorang mukmin wajib meyakini bahwa manusia tidaklah memiliki surge sehingga mereka mampu memasukkan anda ke dalamnya. Demikian pula, mereka tidaklah mampu untuk mengeluarkan anda dari neraka apabila anda meminta mereka untuk mengeluarkan anda. Bahkan apabila seluruh umat manusia, dari nabi Adam hingga yang terakhir, berkumpul dan berdiri di belakang anda, mereka tidaklah mampu untuk menggiring anda ke dalam surge meski selangkah. Dengan demikian, mengapa anda mesti riya di hadapan mereka, padahal mereka tidak mampu memberikan apapun kepada anda? Ibnu Rajab mengatakan, من صلى وصام وذكر الله يقصد بذلك عرض الدنيا فإنه لا خير له فيه بالكلية لأنه لاتقع في ذلك لصاحبه لما يترتب عليه من الإثم فيه ولا لغيره “Barangsiapa yang berpuasa, shalat, dan berzikir kepada Allah demi tujuan duniawi, maka amalan itu tidak mendatangkan kebaikan baginya sama sekali. Seluruh amal tersebut tidak bermanfaat bagi pelakunya dikarenakan mengandung dosa (riya), dan (tentunya amalan itu) tidak bermanfaat bagi orang lain.”[2]Kemudian, anda tidak akan mampu memperoleh keinginan anda dari manusia yang menjadi tujuan riya yang telah anda lakukan, yaitu agar mereka memuji anda. Bahkan mereka akan mencela anda, menyebarkan keburukan anda di tengah-tenah mereka, dan tumbuhlah kebencian di hati mereka kepada anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, من يراء يراء الله به “Barangsiapa yang berbuat riya, maka Allah akan menyingkap niat busuknya itu di hadapan manusia” (HR. Muslim).Demikianlah akibat orang yang riya. Namun, apabila anda mengikhlaskan amal kepada-Nya, niscaya Allah dan makhluk akan mencintaimu. Allah ta’ala berfirman, إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا (٩٦) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah[911] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih saying (kecintaan)” (Maryam: 96).
صدق التأهب للقاء الله من أنفع ما للعبد وأبلغه في حصول استقامته فإن من استعد للقاء الله انقطع قلبه عن الدنيا وما فيها ومطالبها ["Persiapan yang benar untuk bertemu dengan Allah merupakan salah satu faktor yang paling bermanfaat dan paling ampuh bgi hamba untuk merealisasikan keistiqamahan diri. Karena setiap orang yang mengadakan persiapan untuk bertemu dengan-Nya, hatinya akan terputus dari dunia dan segala isinya."][3]Diterjemahkan dari Khutuwaat ilas Sa’adah karya Dr. Abdul Muhsin Al Qasim (Imam dan Khatib Masjid Nabawi serta Hakim di Pengadilan Umum). Buaran Indah, Tangerang, 1 Rajab 1431 H. Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim Artikel www.muslim.or.id |
Khamis, 27 Oktober 2011
RAHSIA SOLAT
Tuesday, October 18, 2011
Menakjubkan : Rahsia perkaitan solat dengan tubuh manusia
Rabu, 26 Oktober 2011
HUKUMAN SEBAT
Hukum Sebat Mengikut Islam
Anggapan setengah masyarakat hari ini terhadap hukuman sebat yang terkandung dalam hukum dan perundangan Islam telah dipengaruhi oleh keadaan hukuman sebat yang dilaksanakan di penjara-penjara sekarang. Lebih-lebih lagi dari segi alat pemukul (rotan) cara-cara pukulan dan kesakitan yang dialami oleh penerimanya dan berbagai-bagai lagi. Dalam risalah yang kecil ini dijelaskan secara ringkas tentang hukuman sebat sebagaimana yang dikehendaki oleh ugama Islam terutamanya yang berhubung dengan alat sebat, cara-caranya dan anggota-anggota yang boleh dipukul (sebat). Hukuman sebat yang dikenakan sebagai siksaan bagi kesalahan jenayah yang menyentuh maruah,akal dan kehormatan : واما الجلد فجعله عقوبة الجناية على الأعراض ، وعلى العقول ، وعلى الابضاع (Mengikut Istilah Fuqaha’) Ianya bertujuan diantara lainnya. :1. Supaya sesiapa yang menerima hukuman itu atau melihatnya akan menjauhi jenayah itu sejauh- jauhnya. 2. Membersihkan masyarakat dari perbuatan tabiat yang keji dan hina. 3. Mengamankan masyarakat dari bahaya dan ancaman penjenayah 4. Untuk menjadi contoh teladan yang paling berguna untuk mengatasi perbuatan-perbuatan jenayah. HUKUMAN SEBAT : Hukuman sebat itu terbahagi kepada dua bahagian : 1. Sebat dalam masalah hudud iaitu siksaan yang telah ditetapkan oleh Allah yang wajib dilaksanakan sebagai menunaikan hak dan perintah Allah Subhanahu wataala .2. Sebat dalam masalah Ta’zir iaitu kesalahan-kesalahan yang dikenakan dengan satu atau lebih daripada siksaan-siksaan ta’zir, selain daripada siksaan hudud, qisas, diat dan kafarat, dan erti ta’zir itu ialah denda yang menjadi pengajaran.Syarak tidak menetapkan sesuatu siksaan atau hukuman tertentu bagi kesalahan Ta’zir dan cukup serta memadai dengan menetapkan kumpulan hukuman dari serendah-rendahnya kepada seberat-beratnya dan sesudah itu diserahkan kepada pihak pemerintah untuk memilih dan menentukan mana-mana hukum-hukum yang sesuai mengikut suasana dan keadaan masalah itu sendiri. JENIS-JENIS KESALAHAN HUDUD. Jenis-jenis kesalahan hudud yang telah ditetapkan hukuman sebat ialah : 1. ZINA. Firman Allah Taala : الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ Maksudnya : Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat tiap-tiapseorang dari keduanya seratus kali sebat. (Surah An-Nur : 2) Yang dimaksudkan dengan penzina perempuan dan penzina lelaki yang dikenakan hukuman sebat seratus kali itu ialah khusus untuk penzina yang belum kahwin (Ghaira Muhsin) Ertinya yang belum merasai persetubuhan halal, iaitu dengan cara berkahwin, adapun penzina yang telah berkahwin (Muhsin) hukumnya ialah rejam. Ini adalah berdasarkan kepada hadis berikut : عن أبي هريرة قال : اتى رجل رسول الله (ص) وهو في المسجد فناداه فقال Maksudnya : Seorang lelaki telah datang menemui Rasulullah SAW. semasa baginda berada di يارسول الله اني زنيت فاعرض عنه ردد عليه أربع مرات فلما شهد على نفسه أربع شهادات دعاه النبي (ص) فقال : ابك جنون ؟قال : لا قال : فهلأحصنت ؟ قال نعم. فقال النبي (ص) اذهبوا فارجموه . dalam masjid lalu beliau memanggil Rasulullah seraya berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya aku telah melakukan perbuatan zina, maka Rasulullah berpaling daripadanya sehingga diulang pengakuannya sebanyak empat kali. Maka apabila lelaki berkenaan telah membuat pengakuan ke atas dirinya sebanyak empat kali Rasulullah SAW. pun memanggilnya lalu bersabda : Adakah engkau gila ? Jawab lelaki itu : Tidak. Nabi bersabda lagi : Adakah engkau telah kahwin ? Jawab lelaki itu : Ya. Maka Nabi bersabda : Bawalah dia dan jalankan hukuman rejam. (Muttafaq ‘Alaih) 2. QAZAF (MENUDUH ZINA) Firman Allah : وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً Maksudnya: Orang-orang yang melemparkan tuduhan (zina) kepada perempuan yang terpelihara kehormatannya, kemudian mereka tidak membawakan empat orang saksi, maka sebatlah mereka delapan puluh kali sebat. (Surah An-Nur : 4) Mengikut kaedah dalam perundangan Islam bahawa sesiapa yang menuduh seseorang dengan apa jua perbuatan yang haram, tertanggung ke atasnya (wajib) membuktikan kebenarannya. Dan jika gagal atau enggan hendaklah dikenakan siksaan. Melemparkan tuduhan zina ke atas seseorang adalah perbuatan yang menyentuh maruah dan kehormatan seseorang. Sangat berat untuk ditanggung oleh mana-mana orang yang tidak bersalah. Sangat banyak akibat yang timbul dari sesuatu tuduhan zina yang melulu ke atas seseorang. Perbuatan itu akan melahirkan kemarahan, persengketaan serta meruntuhkan rumahtangga dan masyarakat. Anak-anak yang lahir dari seseorang yang tertuduh zina akan menjadi mangsa. Kerukunan dan kebahagiaan suami isteri akan roboh dan hancur berkecai. Oleh itu amat wajar orang yang membuat tuduhan palsu itu dihukum sebat dengan lapan puluh kali sebat. مدمن الخمر كعابد وثن Ertinya : Orang yang ketagihan arak itu adalah seperti penyembah berhala. Oleh kerana minum arak ituadalah dari perbuatan dan pekerjaan syaitan yang amat keji maka Rasulullah SAW telah menghukum ke atas peminum arak dengan empat puluh kali sebat sama ada peminum itu mabuk atau pun tidak. KESALAHAN TA’ZIR Firman Allah :وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ MAKSUDNYA : Dan perempuan-perempuan yang kamu bimbang melakukan perbuatan derhaka (nusyuz) hendaklah kamu menasihati mereka, dan (jika mereka berdegil) pulaukanlah mereka di tempat tidur, dan (kalau juga mereka masih degil) pukulah mereka (dengan pukulan ringan yang bertujuan mengajarnya). (Surah An-Nisa’ : 34) Ayat tersebut merupakan hujjah dan dalil bagi ahli-ahli perundangan Islam bahawa hukuman sebat boleh dikenakan ke atas kesalahan-kesalahn ta’zir dan sebat merupakan hukuman utama dalam kesalahan- kesalahan ta’zir yang serius untuk memberi pengajaran yang tepat dan berkesan kepada penjenayah- penjenayah yang merbahaya yang sudah sebati dengan kesalahan-kesalahan itu. Keistimewaan hukuman ini ianya tidak membebankan pihak berkuasa (kerajaan) dan tidak menghalang pesalah sesudah menjalani hukuman dari berusaha menjalankan pekerjaan dan sebagainya dan tidak pula terpaksa meninggal dan membiarkan ahli keluarganya menempuh berbagai-bagi kesusahan dan keperitan hidup mencari nafkah dan sebagainya seperti mana dalam kes hukuman penjara kerana hukuman sebat dilaksanakan serta- merta setelah disabitkan kesalahannya dan sesudah itu dibebaskannya untuk membolehkan meraka menjalani kehidupan biasa bersama-sama keluarganya. KADAR HUKUMAN SEBAT Ulamak Syafie berpendapat bahawa hukuman sebat dalam kesalahan ta’zir tidak boleh melebihi sekurang- kurang hukuman hudud. Ertinya hukuman ta’zir dengan rotan “Sebat” ke atas seseorang pesalah hendak lah kurang daripada empat puluh kali sebat. Sabda : من بلغ حدا في غير حد فهو من المعتدين Maksudnya : Sesiapa yang melebihi had “Sekatan” dalam kesalahan bukan hudud maka ianya termasuk bersama-sama golongan orang yang melampaui batas. ALAT SEBAT Alat sebat tidaklah dalam satu jenis dan satu bentuk sahaja sebat bolehlah dijalankan dengan mengguna kan rotan atau pelepah tamar atau ranting kayu ataupun hujung kain bahawa untuk menyebat peminum arak maka sudah cukup dan tercapai maksudnya dengan menggunakan hujung kain atau pelepah tamar. Sekiranya digunakan rotan dan sebagainya maka itu hendaklah sederhana ukurannya jangan terlalu muda atau terlalu tua dan tidak yang berbuku-buku atau pecah-pecah atau seumpamanya supaya tidak boleh mencederakan atau menyebabkan luka parah ke atas pesalah. Ini kerana tujuan yang sebenar hukuman sebat bukan hendak membinasakan pesalah tetapi bertujuan mencegah dan melarang serta memberi pengajaran kepadanya. روى مالك عن زيد بن أسلم أن رجلا اعترف على نفسه بالزنى على عهد رسول الله (ص) Maksudnya : Diriwayatkan oleh Malik dari Zaid bin Aslam katanya, seorang lelaki telah mengaku berzina، فدعاله رسول الله (ص) بسوط ، فاتي بسوط مكسور ، فقال : "فوق هذا " فاتي جديد لم تقع ثمرته ، فقال : "دون هذا" فاتي بسوط قد ركب به ولان فأمر به رسول الله (ص) فجلد .. di zaman Rasulullah SAW maka Rasulullah meminta sebatang tongkat untuk disebat lelaki itu, apabila tongkat yang dikehendaki dikemukakan kepada baginda Rasulullah SAW. didapati tongkat itu pecah- pecah, lalu baginda minta tongkat yang lain, apabila tongkat yang kedua dibawa kepadanya didapati pula tongkat itu daripada dahan kayu yang baru dipotong, Rasulullah SAW menolaknya lagi dan meminta tongkat yang sangat sederhana yang tidak keras, Rasulullah SAW menerimanya dan memerintahkan supaya disebat dengannya. CARA MELAKSANAKAN SEBAT Ketika melaksanakan hukuman sebat hendaklah dengan cara sebatan yang sederhana. Orang yang menyebat tidak boleh mengangkat tangannya sehingga ke paras kepalanya atau dengan lain perkatan ia tidak boleh mengangkat tinggi tangannya sehingga nampak putih ketiaknya dan disebat berturut- turut supaya sampai kepada matlamat dan tujuannya. ANGGOTA-ANGGOTA YANG BOLEH DIPUKUL Pukulan hendaklah diatur supaya kena merata-merata anggota tubuh badan pesalah itu kecuali muka, kepala dan dada ditegah sama sekali memukulnya dan tidaklah boleh disebat hanya setempat sahaja. KEADAAN PESALAH Ketika menjalani hukuman, pesalah lelaki dikehendaki berdiri manakala pesalah perempuan dalam keadaan duduk dan tidak boleh dilucutkan pakaian biasa mereka yang menutup aurat seperti baju, seluar, kain sarung dan sebagainya. Dikecualikan pakaian-pakain yang tebal atau beralas yang boleh menghalang dari rasa sakit yang menjadi matlamat utama dan terpenting dalam hukuman sebat dan jika mereka berpakaian demikian “tebal” hendaklah diganti dengan pakaian yang nipis “sederhana”. PESALAH MENGANDUNG Dan jika pesalah mengandung hendaklah ditunggu sehingga melahirkan anak sama ada anak kandungan itu dari perbuatan zina atau tidak dan sembuh dari sakit beranak serta suci dari darah nifas dan tenaganya sudah pulih. Ini berdasarkan kepada hadis berikut : عن علي رضي الله عنه أنه قال : أن امة لرسول الله (ص) زنت فامرني أن أجلدها فاذا Maksudnya : Dari Sayyidina Ali RA bahawa beliau berkata : Bahawa seorang Amah ‘Hamba’ Rasulullahهي حديته عهد بنفاس فخشيت ان انا جلدتها ان اقتلها فذكرت ذلك لرسول الله (ص) فقال : دعها حتى ينقطع عنها الدم ثم أقم عليها الحد SAW telah berzina maka Rasulullah SAW telah mengarahkan kepadaku supaya aku jalankan hukuman sebat ke atasnya sedangkan ianya masih baru melahirkan anak, maka aku bimbang jika aku jalankan sebat ke atasnya akan membunuhnya, lalu aku beritahu keadaan itu kepada Rasulullah SAW , maka sabda Rasulullah “Biarlah dahulu dia sehingga sembuh dari sakit beranaknya kemudian boleh sesudah itu kamu jalankan hukuman ke atasnya”. PESALAH SAKIT Jika didapati pesalah dalam keadaan sakit dan penyakitnya ada harapan untuk sembuh maka hendaklah ditunggu sehingga dia betul-betul sembuh kerana jika dijalankan juga semasa pesalah itu sedang sakit akan bertambah berat penyakitnya dan mungkin boleh membinasakannya. Sebaliknya jika penyakitnya tidak ada harapan langsung untuk sembuh bolehlah dijalankan hukuman sebat serta-merta tanpa menunggu dan membuang masa lagi tetapi dengan satu syarat, bahawa rotan yang digunakan tidak akan membinasakannya. Oleh itu hendaklah menggunakan ranting kayu atau rotan yang kecil atau pun pelepah tamar yang kecil dan jika ukuran ini juga dibimbang akan membawa maut kepadanya maka bolehlah dikumpulkan seratus ranting kayu atau seumpamanya dan diikat dalam satu ikatan dan disebat dengannya satu kali. Cara begini pernah disuruh oleh Rasulullah SAW supaya dilakukan ke atas seseorang lelaki yang berzina yang sakit berat tidak mempunyai harapan untuk sembuh. روى من أن رسول الله (ص) امر بضرب رجل مرض حتى صنى ضربة واحدة شمراخ لانه زنى Maksudnya : Diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW. pernah menyuruh supaya dijalankan hukumansebat ke atas seorang lelaki yang sedang sakit merana dengan satu pukulan dengan seratus mayang tamar yang diikat “seikat” kerana lelaki itu telah melakukan perbuatan zina. Ini kerana pesalah yang sakit merana tidak mempunyai harapan untuk sembuh sama ada dibiarkan tanpa dijalankan hukuman sebat kerana penyakitnya atau dilaksanakan sepenuhnya, maka sudah pasti jika dilaksanakan sepenuhnya akan membawa maut kepadanya dan di dalam keadaan begini diambil jalan, tengah iaitu disebat satu kali dengan seratus mayang tamar seumpamanya yang diikat dengan satu ikatan sahaja. Firman Allah : وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلاَ تَحْنَثْ Maksudnya : Dan ambillah dengan tanganmu seikat jerami kemudian pukulah dengannya dan janganlah engkau menyalahi sumpahmu itu. (Surah Sod : 44) Dengan cara yang demikian adalah lebih baik dari biarkan tanpa menjalani hukuman atau dibunuh pesalah yang sakit yang tidak sampai kepada hukuman yang wajib dibunuh. PELAKSANAAN HUKUMAN SEBAT DIHENTI ? Hukuman sebat dihenti dan tidak boleh dilaksanakan apabila timbul dan berbangkit sesuatu yang boleh menggugurkan hukuman hudud iaitu : 1. Apabila pesalah menarik balik pengakuannya sebelum dilaksanakan hukuman jika hukuman sebat kerana zina dijatuhkan berikutan pengakuannya samada pengakuannya itu dibuat secara langsung atau tidak. 2. Apabila saksi-saksi mengubah pendirian dan menarik balik kesaksian mereka sebelum dilaksanakan hukuman samada secara beramai-ramai atau sebahagian darinya sekiranya bilangan saksi yang tinggal kurang dari empat orang. idak boleh dijalankan hukuman sebat dalam masa dan keadaan cuaca yang sangat panas atau terlalu sejuk jika dibimbang boleh membawa kebinasaan kepada pesalah dan bagi kesalahan hudud adalah dikehendaki supaya dijalankan hukuman sebat di hadapan orang-orang mukmin. Firman Allah :وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ Maksudnya : Dan hendaklah pelaksaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (Surah An-Nur : 2) Yang dimaksudkan dengan sekumpulan itu mengikut pendapat Mujahid “Seorang lelaki dan ke atasnya sehingga sampai kepada seribu orang.Manakala Ibnu Zaid pula berkata “Bahawa tak dapat tidak mesti dihadiri sekurang-kurangnya oleh empat orang dari kalangan orang-orang yang beriman sebagai qias dengan empat orang saksi dalam kes zina. Dan pendapat Ibnu Zaid ini adalah selaras dan sama dengan pendapat Imam Malik dan Imam Syafie. Akhirnya dengan terlaksana hukuman sebat tercapailah kebaikan dan kepentingan umum (orang ramai) kerana Islam memandang kebaikan dan muslahat orang ramai itu lebih utama dari maslahat perseorangan dan dengan itu juga terhindarlah kerosakan , keruntuhan moral dan sebagainya dan seterusnya tercapailah kemuliaan dan kebahagian serta sentiasa mendapat Inayah, rahmat dan pertolongan Allah. Amin.Sekian |
Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below▼
▼
Powered By Blogger Widgets
"Menggunakan internet untuk menyampaikan maklumat Islam,menyampaikan suara Islam dan memperlihatkan Islam merupakan satu jihad utama"Petikan Daripada Kitab Fikhul Jihad Karangan Prof.Dr.Sheikh Yusuf Al-Qardhawi
Search in the Hadith |
www.SearchTruth.com |
Search in the Hadith |
www.SearchTruth.com |
Image by FlamingText.com > Apabila manusia memuliakanmu kerana harta dan kuasa, maka janganlah engkau berbangga kerana kemuliaan tadi akan hilang apabila hilang kedua-duanya. Akan tetapi hendaklah hendaklah engkau berbangga sekiranya manusia memuliakan mu kerana agama atau tingkah laku mu yang baik.
عن أبي جعفر عليه السلام قال: الصلاة عمود الدين، مثلها كمثل عمود الفسطاط إذا ثبت العمود ثبتت الاوتاد والاطناب، وإذا مال العمود وانكسر لم يثبت وتد ولا طنب.
Dari Abi Ja’far as berkata:
“Shalat adalah tiang agama, perumpamaannya seperti tiang kemah, bila tiangnya kokoh maka paku dan talinya akan kokoh, dan bila tiangnya miring dan patah maka paku dan talinya pun tidak akan tegak.”
قال النبي صلى الله عليه واله: علم الإسلام الصلاة فمن فرغ لها قلبه وحافظ عليها بحدها ووقتها وسننها فهو مؤمن.
“Bendera Islam adalah shalat, maka barangsiapa memberikan hatinya untuknya dan menjaganya dengan batasan dan waktunya serta sunah-sunnahnya maka ia adalah seorang mukmin (hakiki).”
قال النبي صلى الله عليه واله: موضع الصلاة من الدين كموضع الرأس من الجسد.
Rasulullah saw bersabda:
“Kedudukan shalat dari agama adalah seperti kedudukan kepala dari badan.”