1.Islam adalah agama yang mudah dan senang diamalkan oleh setiap golongan, oleh itu hendaklah ia dipermudahkan dan janganlah dijadikan sebagai sesuatu bebanan.2.Umat Islam hendaklah sentiasa menyampaikan perkhabaran yang menggembirakan dan janganlah menimbulkan perkara-perkara yang membawa kepada kesulitan hidup.3.Islam menuntut agar umatnya berdakwah ke jalan Allah dengan penuh hikmah dan bijaksana supaya ia boleh diterima dengan mudah dan rela.
Ahad, 30 Oktober 2011
PEMANDU TEKSI TAK PUAS HATI
SAYA mewakili semua pemandu teksi Selangor dan Wilayah Persekutuan.Ada lebih 35,000 ke 40,000 pemandu teksi di dua tempat ini.Sebenarnya kami ini tidak ada tempat untuk mengadu.Tidak tahu arah mana yang hendak di tuju.Kebanyakkan kami tidak berpuashati dengan kerajaan yang ada sekarang.Tiada pembelaan terhadap kami pemandu teksi semua.
Permit dikeluarkan tiada had.Teksi di Malaysia ada berbagai-bagai warna dan kategori.Berbagai masaalah yang kami hadapi dengan pihak berkuasa.Hendak mengadu dengan Persatuan,Persatuan pun tutup mulut apabila mendapat beberapa permit teksi.Mengadu dengan pihak berkuasa pun sama saja.Jadi disini kami maklumkan sedikit sebanyak masaalah yang telah lama kami hadapi.
Dulu kami fikir Penguatkuasa yang lama bersikap kejam,tapi sekarang SPAD lagi kejam.Belum lagi masaalah dengan Syarikat Teksi punya Kuku Besi
Sekarang ni,kami tidak dibenarkan meninggalkan teksi langsung.Menunggu ditempat menunggu teksi pun salah.Tempat menunggu teksi boleh memuatkan cuma 3-4 buah teksi sahaja.Jadi,kemana arah teksi yang beribu lagi tu nak pergi?Asyik-asyik nak kena saman je.Kami selalu dihalau macam anjing apabila menunggu penumpang.Tidak kira siang dan malam,Waktu pagi ke,subuh ke,yang lebih memalukan dan menyedihkan kami diherdik atau dihalau di hadapan Pelancong Luar Negeri.
Bayangkan,Pelancong menahan teksi kita,kita pun berhenti.Baru hendak tanya kemana,Penguatkuasa berlari nak saman kita.Penguatkuasa ini terdiri daripada orang muda yang baru hendak belajar bagaimana hendak saman orang.Jadi kalau masing-masing sudah macam hendak tutup periuk nasi pemandu teksi,kenapa keluarkan permit teksi beribu-ribu?
Pendapatan Pemandu teksi bukannya banyak sangat.Selalunya,pendapatan yang diperolehi asyik habis untuk membaikpulih teksi.Teksi Malaysia,faham-faham ajelah, memang banyak buruk dari yang elok.Pergilah jengok kat kawasan Pavillion tu,berlambak teksi dalam kerosakkan.
Di KLCC lain pulak cerita,hendak ambil penumpang pun tidak boleh kecuali membayar yuran bulanan.Menurunkan penumpang sahaja yang boleh.Ada pula Syarikat yang dapat untung atas angin.Sebelum ini tidak ada.Setiap penumpang yang ingin mendapatkan perkhidmatan teksi didalam kawasan KLCC dikehendaki membayar RM 2.00 kepada syarikat terbabit.
Oleh itu kami memohon dan berharap andaikata PAS,KEADILAN,DAP (PAKATAN RAKYAT) berjaya memerintah Negara tolonglah ambil perhatian dengan masaalah-masaalah kami ini.Hantarlah wakil-wakil Parti untuk menemuduga mana-mana pemandu tesi yang ada ini.Baik Melayu,India mahupun Cina boleh dikatakan kami tidak berpuashati dengan keadaan sekarang ini.Buat satu perjumpaan dengan kami.Kalau hendakkan sokongan kami ada lebih 30,000 pemandu teksi yang inginkan perubahan.
Surat Pembaca Harakah melalui E-mel.
ROSLI KASIM
WAHABI
Di Balik Pemujaan Wahabi
مَنْ أَحَبَّنِي فَقَدْ أَحَبَّ اللهَ وَمَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطاَعَ اللهَ
“Barangsiapa mencintaiku, maka ia benar-benar telah mencintai Allah SWT. Barangsiapa menaatiku, maka ia benar-benar telah taat kepada Allah SWT.”Cinta haruslah disertai dengan penghormatan dan pengagungan. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan manusia agar mengagungkan sosok Baginda Nabi SAW. Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (8) لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ
“Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya dan mengagungkan Rasul-Nya.”Cinta para sahabat kepada Baginda Rasul SAW adalah cinta yang patut diteladani. Dalam hadits-hadits disebutkan bagaimana para sahabat saling berebut bekas air wudhu Baginda Nabi SAW. Meski hanya tetesan air, namun air itu telah menyentuh jasad makhluk yang paling dekat dengan Sang Pencipta. Karena itulah mereka begitu memuliakannya dan mengharap berkah yang terpendam di dalamnya. Ketika Baginda Nabi SAW mencukur rambut, para sahabat senantiasa mengerumuni beliau. Mereka ingin mendapatkan potongan rambut beliau meski sehelai. Dengan rambut itu mereka hendak mengenang dan mengharap berkah Nabi SAW. Demikianlah rasa cinta para sahabat kepada Baginda Nabi SAW.
Primitif
Apa yang berlaku saat ini di Bumi Haramain adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan kaidah cinta. Di sana orang-orang Wahabi mengaku mencintai Baginda Nabi SAW, akan tetapi mereka sama sekali tidak menghormati beliau SAW. Mereka bahkan melecehkan beliau dan melakukan perbuatan yang teramat tidak pantas kepada sosok sebesar beliau. Bayangkan saja, rumah yang ditempati beliau selama 28 tahun, yang semestinya dimuliakan, mereka ratakan dengan tanah kemudian mereka bangun di atasnya toilet umum. Sungguh keterlaluan!
Fakta ini belakangan terkuak lewat video wawancara yang tersebar di Youtube. Adalah Dr. Sami bin Muhsin Angawi, seorang ahli purbakala, yang mengungkapkan fakta itu. Dalam video berdurasi 8:23 menit itu, ia mengungkapkan bahwa ia telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk mencari situs rumah Baginda Nabi SAW. Setelah berhasil, ia menyerahkan hasil penelitiannya kepada pihak yang berwenang.
Respon pihak berwenang Arab Saudi ternyata jauh dari perkiraan pakar yang mengantongi gelar Doktor arsitektur di London itu. Bukannya dijaga untuk dijadikan aset purbakala, situs temuannya malah mereka hancurkan. Ketika ditanya oleh pewawancara mengenai bangunan apa yang didirikan di atas lahan bersejarah itu, Sami Angawi terdiam dan tak mampu berkata-kata. Si pewawancara terus mendesaknya hingga akhirnya ia mengakui bahwa bangunan yang didirikan kelompok Wahabi di atas bekas rumah Baginda Nabi SAW adalah WC umum. Sami Angawi merasakan penyesalan yang sangat mendalam lantaran penelitiannya selama bertahun-tahun berakhir sia-sia. Ia kemudian mengungkapkan harapannya, “Kita berharap toilet itu segera dirobohkan dan dibangun kembali gedung yang layak. Seandainya ada tempat yang lebih utama berkahnya, tentu Allah SWT takkan menjadikan rumah itu sebagai tempat tinggal Rasul SAW dan tempat turunnya wahyu selama 13 tahun.”
Ulah jahil Wahabi itu tentu saja mengusik perasaan seluruh kaum muslimin. Situs rumah Baginda Nabi SAW adalah cagar budaya milik umat Islam di seluruh penjuru dunia. Mereka sama sekali tidak berhak untuk mengusik tempat terhormat itu. Ulah mereka ini kian mengukuhkan diri mereka sebagai kelompok primitif yang tak pandai menghargai nilai-nilai kebudayaan. Sebelum itu mereka telah merobohkan masjid-masjid bersejarah, di antaranya Masjid Hudaybiyah, tempat Syajarah ar-Ridhwan, Masjid Salman Alfarisi dan masjid di samping makam pamanda Nabi, Hamzah bin Abdal Muttalib. Pada tanggal 13 Agustus 2002 lalu, mereka meluluhkan masjid cucu Nabi, Imam Ali Uraidhi menggunakan dinamit dan membongkar makam beliau.
Sungguh ironis, mengingat mereka begitu getol memberangus semua peninggalan Baginda Nabi SAW. Ulama mereka bahkan mengharamkan pelestarian segala bentuk peninggalan Baginda Nabi SAW. Beruntung, sebagian benda peninggalan beliau telah dipindahkan ke Turki.
Haul Wahabi
Wahabi melarang keras pengkultusan terhadap diri Baginda Nabi SAW, akan tetapi mereka sendiri melakukan pengkultusan terhadap diri Syekh al-Utsaimin. Mereka membid’ahkan peringatan haul seorang ulama atau wali, akan tetapi belakangan mereka juga menghelat semacam haul untuk Syekh al-Utsaimin dengan nama ‘Haflah Takrim.” Betapa ganjilnya sikap kelompok Wahabi ini.
‘Haul’ al-Utsaimin mereka adakan pada bulan Januari 2010 lalu di sebuah hotel di Kairo di bawah naungan Duta Besar Saudi di Kairo, Hisham Muhyiddin. Rangkaian acara haul itu dibuka dengan pembacaan ayat-ayat Quran, dilanjutkan sambutan-sambutan berisi pujian terhadap almarhum. Sambutan pertama disampaikan Ketua yayasan ar-Rusyd sekaligus Presiden Asosiasi Penerbit Saudi, yang memuji peran Syekh Utsaimin dalam penyebaran agama Islam. Sambutan selanjutnya disampaikan Abdullah, putra Utsaimin, kemudian Atase Kebudayaan Saudi Muhammad bin Abdul Aziz Al-Aqil. Yang disebutkan belakangan ini banyak mengulas manakib Syekh al-Utsaimin dengan menjelaskan tahun lahir dan wafatnya. “Perayaan ini adalah sedikit yang bisa kami persembahkan untuk mendiang Syekh Utsaimin,” ujarnya.
وَاللهِ لَوْ وَضَعَ اْلأَناَمُ مَحَافِلاَ # مَاوَفَتِ الشَّيْخَ اْلوَقُورَحَقَّهُ
Sungguh benar Baginda Nabi SAW. yang dalam salah satu hadits beliau mengisyaratkan bahwa akan ada fitnah (Wahabi) yang bakal muncul dari Najed. Isyarat itu menjadi nyata semenjak munculnya Muhammad bin Abdul Wahab dari Najed yang dengan bantuan kolonial Inggris mencabik-cabik syariat Islam.
Syekh Utsaimin adalah salah satu penerus Muhammad bin Abdul Wahab. Ia juga gencar menyebarkan fitnah lewat tulisan-tulisannya. Salah satu fitnah itu seperti tertera di dalam karyanya, al-Manahi al-Lafdziyyah hal 161. Di situ ia menulis:
وَلاَ أَعْلَمُ إِلىَ سَاعَتيِ هَذِهِ اَنَّهُ جَاءَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَفْضَلُ اْلخَلْقِ مُطْلَقاً فيِ كُلِّ شَئٍْ
“Dan saya tidak mengetahui sampai detik ini bahwa Muhammad adalah makhluk Allah yang lebih utama dari segala makhluk apa pun secara mutlak.” Agaknya kalimat inilah yang membuat penganut Wahabi lebih mengagungkan Utsaimin dari pada Baginda Rasulullah SAW….! Ibnu KhariQSumber :
Majalah Cahaya Nabawiy edisi 96 Juli 2011/Sya’ban 1432 H
KESILAPAN UMAT ISLAM PADA HARI JUMAAT oleh : Amru Alhaz Bin Adnan Hari Jumaat merupakan penghulu segala hari. Umat Islam disarankan supaya memperbanyakkan ibadah- ibadah sunat yang lain di samping memenuhi kewajiban menunaikan solat fardhu Jumaat. Pada hari Jumaat juga Umat Muhammad diharuskan untuk melakukan segala aktiviti termasuklah mencari rezeki yang dikurniakan oleh Allah. Kebebasan ini tidak dikecapi oleh kaum Bani Israil terdahulu di mana syariat Nabi Musa melarang sama sekali kaumnya daripada mencari rezeki pada hari kebesaran mereka iaitu hari Sabtu sebaliknya mereka diperintahkan supaya memperuntukkan masa tersebut melaksanakan ibadah. Berbeza dengan syariat Nabi Muhammad, Allah S.W.T memberi kebebasan dan ruang yang cukup luas kepada hambanya untuk mencari rezeki dengan apa cara sekalipun termasuklah berniaga dan berjual beli. . Namun begitu, terdapat beberapa keadaan dan waktu khusus yang dilarang oleh Allah S.W.T menjalankan sebarang bentuk perniagaan dan jual beli pada penghulu segala segala hari ini. Allah S.W.T berfirman di dalam surah al-Jum’ah ayat 9: Yang Bermaksud, Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikumandangkan seruan mengerjakan Solat Jumaat, maka bersegeralah kamu pergi (ke masjid) untuk mengingati Allah S.W.T dan tinggalkanlah jual beli (pada saat itu) ; yang demikian adalah lebih baik bagi kamu , jika kamu mengetahui (hakikat yang sebenar nya). Kemudian setelah selesai sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk menjalankan urusan masing-masing) dan carilah dari limpah kurnia Allah S.W.T, serta ingatlah akan Allah S.W.T banyak- banyak (dalam segala keadaan) supaya kamu berjaya ( di dunia dan di akhirat). Ayat tadi jelas menunjukkan larangan Allah S.W.T terhadap Umat Islam yang melakukan urusan jual beli ketika mana azan Jumaat telah dikumandangkan. Larangan ini ditujukan kepada mereka yang ditaklifkan kefarduan Solat Jumaat sama ada peniaga lelaki dan pembeli lelaki yang kedua-duanya memenuhi syarat- syarat wajib Jumaat seperti sihat, baligh, berakal dan tidak bermusafir. Larangan ini membawa maksud haram urusan jual beli dijalankan ketika azan Jumaat telah dilaungkan. Imam Ibn Kathir al-Syafie menyebut: Ertinya : Para ulama bersepakat berkenaan pengharaman jualbeli selepas azan yang kedua. ( Tafsir Ibn Kathir, 4/367) Jika disoroti sejarah, berniaga dan berjual beli pada hari Jumaat juga dilakukan pada zaman baginda Rasulullah saw tetapi bezanya aktiviti jual beli itu itu ditangguhkan setelah berkumandangnya azan, atau dengan lebih tepat lagi ketika khatib sedang berkhutbah di mimbar. Hal ini tidak berlaku sama sekali di masjid-masjid di negara kita. Lihatlah bagaimana keghairahan si peniaga melariskan jualannya, si pembeli sibuk membeli belah sedangkan pada waktu tersebut khatib sedang berkhutbah. Perlu diingat walaupun hukum jual beli tetap sah tetapi ia dilakukan dalam waktu yang diharamkan. Perkara inilah yang menjadi punca ayat al-Quran di atas tadi diturunkan. Imam Ahmad, Bukhari, Muslim dan Tirmizi mengemukakan riwayat sebuah hadith daripada Jabir r.a katanya:Sewaktu Nabi Muhammad SAW sedang berkhutbah pada hari Jumaat, tiba-tiba datang satu rombongan perniagaan. Lalu kebanyakan sahabat pergi kepada mereka sehingga yang tinggal bersama Nabi Muhammad SAW ketika itu hanya 12 orang sahaja. Lau Allah S.W.T menurunkan ayat yang bermaksud “ Malangnya apabila mereka Nampak perniagaan atau hiburan, mereka lantas menggapainya. Mereka meninggalkan engkau ( wahai Muhammad) bersendirian tegak berkhutbah. Istimewanya Solat Jumaat berbanding dengan solat lain ialah kerana terdapatnya khutbah. Justeru tidak sempurna solat Jumaat seseorang itu tanpa mendengar khutbah. Malahan menurut jumhur ulamak, khutbah merupakan antara syarat sah solat Jumaat. Sa’id bin Jubair berpendapat bahawa khutbah menyamai 2 rakaat solat zuhur, seandainya khutbah ditinggalkan dan mengerjakan Solat Jumaat sahaja bererti kita telah meninggalkan dua rakaat solat Zuhur. Realiti yang berlaku, ramai di kalangan jemaah tidak berminat untuk masuk ke dalam masjid mendengar apa yang ingin disampaikan oleh khatib, sebaliknya mereka rasa lebih selesa berada di luar masjid. Lebih menyedihkan lagi ada yang sempat berbual-bual kosong ketika khatib sedang berkhutbah. Sikap ini jelas mencerminkan sifat sombong kita kepada Allah S.W.T. Allah S.W.T memberi ganjaran yang besar kepada mereka yang sering berusaha datang awal ke Masjid pada hari Jumaat terutama sebelum khatib berkhutbah. Dalam sepotong hadith Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Apabila tiba hari Jumaat, maka pada setiap pintu masjid terdapat malaikat yang mencatat orang-orang yang masuk mengikut urutan. Apabila imam / khatib telah duduk di atas mimbar, maka malaikat menutup buku catatan mereka dan datang untuk mendengar khutbah.” Kesimpulannya, seluruh Umat Islam sama ada penjual, pembeli dan para jemaah lelaki hendaklah berlapang dada dan mengambil berat isu yang telah menjadi wabak yang perlu ditangani kerana ia melibatkan hukum haram dan tidak sahnya solat Jumaat seseorang. Justeru beberapa pendekatan dicadangkan : Pertama: Aktiviti jual beli hendaklah ditagguhkan sementara waktu ketika mana azan kedua berkumandang. Kedua: Perniagaan boleh diteruskan dengan syarat urus niaga tersebut dijalankan antara penjual wanita dan pembeli wanita sahaja. Ketiga: Para jemaah lelaki disarankan agar menangguhkan urusniaga di samping mengambil peluang masuk awal ke dalam masjid mendengar khutbah . |
Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below▼
▼
Powered By Blogger Widgets
"Menggunakan internet untuk menyampaikan maklumat Islam,menyampaikan suara Islam dan memperlihatkan Islam merupakan satu jihad utama"Petikan Daripada Kitab Fikhul Jihad Karangan Prof.Dr.Sheikh Yusuf Al-Qardhawi
Search in the Hadith |
www.SearchTruth.com |
Search in the Hadith |
www.SearchTruth.com |
Image by FlamingText.com > Apabila manusia memuliakanmu kerana harta dan kuasa, maka janganlah engkau berbangga kerana kemuliaan tadi akan hilang apabila hilang kedua-duanya. Akan tetapi hendaklah hendaklah engkau berbangga sekiranya manusia memuliakan mu kerana agama atau tingkah laku mu yang baik.
عن أبي جعفر عليه السلام قال: الصلاة عمود الدين، مثلها كمثل عمود الفسطاط إذا ثبت العمود ثبتت الاوتاد والاطناب، وإذا مال العمود وانكسر لم يثبت وتد ولا طنب.
Dari Abi Ja’far as berkata:
“Shalat adalah tiang agama, perumpamaannya seperti tiang kemah, bila tiangnya kokoh maka paku dan talinya akan kokoh, dan bila tiangnya miring dan patah maka paku dan talinya pun tidak akan tegak.”
قال النبي صلى الله عليه واله: علم الإسلام الصلاة فمن فرغ لها قلبه وحافظ عليها بحدها ووقتها وسننها فهو مؤمن.
“Bendera Islam adalah shalat, maka barangsiapa memberikan hatinya untuknya dan menjaganya dengan batasan dan waktunya serta sunah-sunnahnya maka ia adalah seorang mukmin (hakiki).”
قال النبي صلى الله عليه واله: موضع الصلاة من الدين كموضع الرأس من الجسد.
Rasulullah saw bersabda:
“Kedudukan shalat dari agama adalah seperti kedudukan kepala dari badan.”